Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai 
mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi 
dengan nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / 
nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang dia 
gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai 
mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses
 lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak 
diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para 
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai
 unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
-     Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
-     Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
-     Penggunaan Database di bank – bank.
-     Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan 
klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, 
teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para 
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai
 unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya 
pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking 
dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari 
pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi 
pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan 
intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam 
menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. 
Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui 
computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran 
dan pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis 
kartu plastic; homebanking dan internet banking serta fasilitas 
pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut 
diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu 
kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer system, dan 
otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan 
perkembangan pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin 
khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau 
unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada
 berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja
 tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan 
teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil
 kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara 
sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. 
Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, 
menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di 
bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi 
pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan 
hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan 
informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis 
teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang 
digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua 
kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal 
ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software 
computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar 
relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara
 kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan 
dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif 
dan memberikan nilai tambah terhadap bank.
Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank 
Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system 
aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta 
asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh 
melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas 
pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien dan
 biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah yang 
dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan 
kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan 
berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa 
ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi 
keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi 
harian yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain 
memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR 
kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm 
operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya 
relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah 
dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap
 sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer
 sampai batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur 
yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya 
sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua 
bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank 
memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data 
atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan 
oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer 
perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan 
pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa 
mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai 
kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. 
Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut 
tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. 
System aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan 
pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan memberikan 
petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk 
yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang 
lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) 
atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang 
berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi lebih 
transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank 
beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam 
arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya 
yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau 
perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah 
di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut 
relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank 
menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut. 
Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami software
 tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code.
8. Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Trend Produk Sistem Informasi Perbankan
Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:
- Tabungan
- Deposito
- Giro
- Kartu Debit
- Kartu Kredit
- Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit
 yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di
 Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM 
yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 
juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut
 rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata lain 
tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya 
yang sudah lazim dilakukan meliputi:
- Mengecek saldo
- Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
- Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
- Pembukaan dan pengecekan L/C
Layanan On Line Banking
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa
 dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya 
perkembangan transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih
 ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan
 kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah 
bank akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan 
layanan On-line banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
- Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
- Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
- Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh setiap Bank.
Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke 
konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai 
inovasi dan lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman,kemudahan, kecepatan dan harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan berkualitas,
 perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan inovasi 
teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.
Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
A. Internet
Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan 
tinggi, yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang 
terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap 
individu dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar 
informasi atau hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama 
karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media
 penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin 
di internal perusahaannya (private network).
C. Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan 
lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke 
supllier, pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.
D. World Wide Web (www)
Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang 
menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim 
informasi melalui saluran/ links “hypertext”.
Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web 
secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya 
di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang 
jauh.
E. e- commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, 
yang menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung 
tersambung secara digital ke perusahaan/individu lainnya untuk 
melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business to Customers
Agar keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu harus dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1. Interactive order entry and processing
Menjamin tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace), Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line payment
Fasilitas internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line
 antara pembeli ke Bank atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi
 persyaratannya (e-fulfillment).
Fasilitas ini menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan 
lewat Fax, e-mail, pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan 
dokumennya.
F. e- retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel 
melalui internet akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini 
membuktikan jalur internet telah memantapkan diri sebagai perantara 
penjualan dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya kegiatan e-retail meliputi:
a. Pengembangan model bisnis
b. Disain situs WEB
c. Pengembangan dan manajemen kontent
d. Kemitraan dan aliansi
e. Akusisi pelanggan
f. Desain rantai persediaan
g. Model pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana skalabilitas
i. Integrasi dan eksekusi balik layar (back end)
j. Cara mempertahankan pelanggan
k. Ekonomi jangka panjang
Beberapa hal perbedaan e-retail dengan retail konvensional :
1.   Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2.   Akses pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3.  Area jual beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru 
berdasarkan permintaan konsumen, bukan siklus perkembangan produk
4.   Kemantapan eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen juga menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
1.   Kesempurnaan operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan 
konsekuensi perubahan atas upaya mengimplementasi kerangak peningkatan 
kinerja.
2.   Terobosan dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari tiap proses.
3.   Menciptakan kerjasama baru
4.   Mengolola kompleksitas dalam waktu seketika
5.   Mengoptimalisasi hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat membantu dalam 
mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain 
menyegmentasi berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai 
kondisi pasar serta menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai 
kesempurnaan e-retailing.
G. e- government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet protocol 
untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat dan
 murah. Contoh aplikasinya meliputi : KTP, Pajak, Fiskal dan SIM on-line.
H. e- resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi 
Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih 
diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang 
hak pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan 
kekayaan alam, kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara 
pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA tersebut dikelola secara on-line ke Bank.
I. LAN –sharing
Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat 
digunakan bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, 
dengan pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan 
menjamin keamanan data base masing-masing pengguna.
J. Portal
Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan untuk 
pencarian, bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu secara up 
to date hingga melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan 
yang saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan
 persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh 
teknologi di atas bukan hanya mencapai efisiensi usaha, namun juga 
mendapatkan banyak manfaat dalam menata ulang usaha dan menyusun 
skenario pertumbuhannya, sampai dimanfaatkan sebagai alat strategis 
untuk membangun berbagai keunggulan dalam memenangkan persaingan yang 
cenderung semakin terbuka dan meng-global.
Tabel di bawah menunjukkan bagaimana kerangka rumusan solusi yang 
langsung berpengaruh terhadap pola bisnis dan implementasi solusi bagi 
perusahaan.
Enterprise Solutions Framework
| 4. Perusahaan Terextensi | Transaksi Pelanggan dan PenyuplaiPenjualan dan transaksi lainnya secara online | Komunikasi MarketingBerhubungan dengan pemegang saham di luar | Pembangunan EkosistemPengoperasian aliansi, pasar, kelompok yang berminat | Sistem untuk menghadapi pasarMenggunakan cyberspace sebagai ruang bisnis utama | |
| EXTRANET | |||||
| 3. Perusahaan Terintegrasi | Sistem Data dan Aplikasi perusahaanMembangun database dan aplikasi perusahaan | Komunikasi seluruh perusahaanMendorong komunikasi fungsi-silang | Manajemen Pengetahuan PerusahaanMeningkatkan 
Modal intelektual dan praktek-praktek terbaik | Inovasi Proses PerusahaanMerekayasa ulang proses bisnis | |
| 2. Kelompok kerja terotomasi | Sistem Data dan Aplikasi Kelompok kerjaMembangun database dan aplikasi departemen | Komunikasi Kelompok kerjaMendorong komunikasi fungsi-silang | Kolaborasi Kelompok KerjaMampu melakukan penemuan dan pembuatan keputusan secara kolektif | Inovasi Proses Kelompok kerjaMemperbaiki pelaksanaan dan pengendalian alur kerja | |
| 
INTRANET | |||||
| 1. Individu yang berkompeten diberdayakan | Pembuatan, Akses dan Penggunaan DataMampu melakukan pengumpulan, pemasukan, dan akses data pemakai | Akses dan Otorisasi InformasiMampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi informasi | Pelatihan, Pendidikan dan KeahlianMampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi keahlian | Integrasi Alur kerjaMemastikan integrasi ke dalam sistem alur kerja | |
| A. DATA | B. INFORMASI | C. PENGETAHUAN | D. PEKERJAAN | ||
| 
Terstruktur | Tidak Terstruktur | Tidak Terstruktur | 
Terstruktur | ||
SISTEM INFORMASI PERBANKAN SYARIAH 
Dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang
 teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah 
dengan membuat aplikasi khusus yang dapat mempermudah 
semua proses-proses transaksi yang ada diperbankan syariah yang salah 
satunya adalah proses transaksi jual beli salam. Dan sudah menjadi 
sesuatu yang sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah aplikasi 
teknologi perbankan syariah itu baik atau lebih baik dari aplikasi yang 
lain ( Zachman, John A., A framework in information systems Architecture, New York: IBM Systems Journal 26, No.23, 1999 ).
 Tetapi seorang ahli teknologi informasi Eropa menerangkan bahwa 
aplikasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan penting dan 
saling berhubungan, yaitu:
a. Sifat Operasional Aplikasi ( Product Operation )
Untuk melihat sifat operasional aplikasi, hal-hal yang diukur adalah 
berhubungan dengan teknis analisis perancangan aplikasi dan 
arsitekturnya. Seorang pakar Inggris bernama McCall merumuskan kualitas Product Operation sebagai berikut:
1. Correctness, yaitu s ejauh mana suatu aplikasi memenuhi spesifikasi dan objectives dari users. Dalam hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh mana pengembang internal maupun eksternal ( vendor ) dapat mengetahui kebutuhan bisnis (business requirement ).
 Dalam hal ini mereka harus mengerti bahwa ada beberapa perbedaan 
signifikan antara arsitektur bank konvensional dengan arsitektur bank 
syariah;
2. Reliability yaitu kemampuan sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai dengan fungsinya dan ketelitian yang akurat;
3. Efficiency yaitu seberapa besar kapasitas parameter yang mendukung modul-modul yang saling berkaitan untuk memudahkanuser membuat turunan produk, interfacing antar modul serta interfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin dihubungkan untuk mendukung suatu transaksi;
4. Integrity yaitu 
sejauh mana akses ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak 
dapat dikendalikan, seberapa tinggi akurasi dan tingkat security yang dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor ini menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari, menggunakan dan mengerti output yang dihasilkan.
b. Kemampuan aplikasi dalam menjalani perubahan ( Product Revision )
Dalam perjalanan suatu usaha senantiasa terdapat perubahan-perubahan 
baik dari sisi strategi maupun perubahan yang diakibatkan oleh regulasi.
 Oleh karena itu ada beberapa faktor pokok yang harus dipertimbangkan 
adalah:
1) Maintainability yaitu usaha untuk menemukan perbaikan dari kesalahan ( error ) maupun usaha untuk melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama terhadap aplikasi yang berhubungan dengan hal-hal operasional;
3) Testability yaitu usaha yang diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu aplikasi telah sesuai dengan kebutuhan bisnis (business requirement ),  comply dengan regulasi yang ada dan lain sebagainya.
c. Daya adaptasi software terhadap lingkungan baru ( Product Transition ).
Percepatan TI semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan terjadi mulai dari operating system yang hampir setiap tahun mengeluarkan versi baru, software pendukung, delivery channel maupun hardware yang terus dikembangkan untuk mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Delivery channel merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan 
dalam pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah perbankan dunia 
menuju sistem Cyber Banking (bank maya). Untuk mengantisipasi hal 
tersebut maka perlu dilakukan pengujian terhadap aplikasi, apakah 
aplikasi yang bersangkutan sanggup melakukan hubungan dengan aplikasi 
lain dalam platform yang berbeda (Inter-operability), baik secara 
langsung maupun dengan perantara perangkat lain (middleware).
Aplikasi pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk 
melakukan pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri. Serta 
untuk mengolah data yang diperlukan dalam pembiayaan syariah agar 
terkomputerisasi dan lebih akurat sehingga tidak akan mengalami human 
error atau redudansi data. Aplikasi ini juga didukung dengan teknologi 
internet agar dapat diakses secara online oleh petugas dibagian-bagian 
yang bersangkutan.
Dalam bidang pemasarannya semua lembaga perbankan syariah juga membangun
 website khusus untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan 
kemudahan kepada nasabahnya dalam bertransaksi dan memperoleh informasi 
tentang perbankan syariah maupun produk-produknya.
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN
Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan 
suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi 
informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan 
perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan 
kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat 
dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi 
bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga 
bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi
 untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk 
yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang 
terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang 
serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah 
BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu 
menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar
 yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll. Padahal ukuran 
kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage
 ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya 
di aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan 
mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih 
disuplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, 
banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi 
informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi 
untuk menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal
 ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau tidak mau suatu 
korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan 
operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu 
teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja 
tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi
 pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis 
yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat 
teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional 
oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk 
mengantisipasi resiko kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang 
debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank padahal pinjaman di bank 
lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to date-nya informasi antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar bank juga telah menjadi 
tuntutan bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi 
bagi pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan. 
Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal 
ini menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan 
transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis 
perbankan harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di
 dalam dunianya, dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang 
terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya 
manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai 
teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena 
mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu
 hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut 
diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan 
korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber 
daya manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut mempunyai features yang
 dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu 
sistem teknologi informasi merupakan salah satu aktivitas investasi 
jangka panjang bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang
 diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi
 masyarakat, sudah seharusnya perbankan menjadi “pelayan” yang setia 
dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan 
teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan 
canggih karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika 
dilihat dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah 
satu channel dari banyak channel untuk transaksi perbankan semisal EDC 
(electronic data capture) yang banyak terdapat di merchant belanja. 
Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base
 yang hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya
 tidak lebih canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang 
menggunakan aplikasinya untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan
 tentunya tidak berarti BRI kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga 
yang mampu dengan akses banyak channel-nya bila pelanggannya hanya 
10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak 
mungkin, penambahan produk baru juga tidak akan beranjak jauh dari 
inovasi sekitar mobile-banking dan ekstensifikasi layanan private 
banking, yang semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas kakap saja. 
Layanan financial planning yang semula sangat terbatas, kini semakin 
marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk memadukan 
produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan 
perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual 
dan tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang 
penting adalah bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan 
jasa-keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi di antara keempat 
jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti 
ini? Tidak mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang 
terkait, karena masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh 
perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan 
service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa keuangan. 
Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu. 
Capital market instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam 
layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel
 saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan lebih dari 10 
tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan di 
meja service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua 
layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara individual untuk para 
nasabah yang memerlukan.
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang 
diterapkan dengan baik memberikan competitive advantage kepada sebuah 
bank. Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada, 
namun yang mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang 
berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan 
efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang mendukung produk 
dan layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan tepat-guna. Membeli 
teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan 
keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan perancangan, 
penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan 
keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.
 
